Home » » Cipto Junaedy

Cipto Junaedy

Cipto Junaedy tahu dari pengalaman pribadi bahwa uang mempunyai sebuah cara untuk membuat setiap keputusan bersifat emosional.

1. Bila menyangkut rumah, Cipto Junaedy menunjukkan bahwa kebanyakan orang bekerja sepanjang hidup mereka untuk membayar rumah yang tidak pernah mereka miliki. Dengan kata lain, kebanyakan orang membeli sebuah rumah baru setiap sekian banyak tahun, dan setiap kali membuat pinjaman baru berjangka 30 tahun untuk melunasi rumah sebelumnya.

2. Meskipun orang menerima pengurangan pajak untuk bunga atas pembayaran hipotek, mereka membayar semua pengeluaran mereka dengan uang setelah-dipotong-pajak. Bahkan setelah mereka melunasi hipotek mereka.

3. Pajak properti. Orangtua istri Cipto Junaedy kaget ketika pajak properti atas rumah mereka mencapai US$1,000 per bulan. Ini terjadi setelah mereka pensiun, maka kenaikan ini membebani bujet pensiunan mereka, dan mereka merasa dipaksa untuk pindah rumah.

4. Harga atau nilai rumah tidak selalu naik. Dalam tahun 1997, Cipto Junaedy masih memiliki teman-teman yang memiliki utang jutaan dolar untuk membeli rumah, yang kalau dijual sekarang hanya
bernilai US$700,000.

5. Kehilangan/kerugian terbesar dari semuanya adalah hilangnya kesempatan. Jika semua uang anda diinvestasikan dalam rumah, anda mungkin dipaksa untuk bekerja lebih keras karena
uang anda terus mengalir keluar dari kolom pengeluaran, ketimbang menambah kolom aset—ini pola arus kas kelas menengah yang klasik.